Rabu, 11 Agustus 2010

Kita Harus Lebih Dari Zakeus











Dalam Injil Mateus 19:1-10, penulis merefleksikan Yesus yang kehadiran-Nya membuat manusia mampu berubah. Bahkan bukan sekadar berubah, melainkan semakin maju dalam hal hidup rohani (menjadi terbuka akan kehendak Allah). Peristiwa Zakheus yang akhirnya menjadi pribadi yang menyadari kelemahannya, yang berupaya menjadi berarti bagi orang lain dan mengalami pertobatan yang mendalam, merupakan sebuah refleksi kemuridan Yesus.

Dalam kesehariannya Yesus senantiasa hadir dan 'berjalan' dari kampung ke kampung. Berjalan dalam kehidupan nyata manusia. Dalam kehadiran dan perjalanan-Nya itulah Ia senantiasa bertemu dan berjumpa dengan banyak orang. Nah kali ini dalam perjalanan-Nya Ia bertemu dengan seorang yang bernama Zakheus. Zakheus yang sering mendengar tentang Yesus merasa tergoda untuk melihat macam apa Yesus itu. Karena badannya pendek, ia berusaha dan berjuang untuk bisa melihat Ysus dengan cara memanjat pohon. Menyaksikan peristiwa itu Yesus menyapa dan berkehendak untuk 'mampir' dan masuk ke rumah Zakheus.

Perjumpaan Yesus dan Zakheus di rumahnya menumbuhkan pengalaman baru. Bagi Zakheus, Yesus adalah berkat dan kekuatan, dan sekaligus berkat dan kekuatan itu membuat dirinya berubah. Karena perjumpaan dengan Yesus maka Zakheus mengalami pertobatan. Dan pertobatan itu bukan sekadar menyesali kekurangannya selama ini, melainkan pertobatan yang ia wujudkan dengan perbuatan yang nyata. Zakheus mengalami demikian karena ia mempersilakan Yesus untuk singgah di rumahnya.

Dalam keseharian kita, kerap kali kita kurang sadar bahwa Yesus pun tetap seperti dulu, senantiasa berjalan dan ada di sekitar kita. Ia sebenarnya mewartakan hidup-Nya setiap saat. Persoalannya yang mendasar adalah karena kita kerap kali tidak mau mempersilakan Yesus mampir di hati rumah kita masing-masing. Coba kalau kita mengundang Yesus untuk tinggal di hati rumah kita, pasti kita melebihi Zakheus. Zakheus yang dikatakan orang berdosa mampu berubah dan menjadi sesama bagi orang lain. Apalagi kita yang telah dibaptis, kita pasti lebih dari Zakheus. (aldi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar