Rabu, 11 Agustus 2010

Sebelum Tertingal Kereta









Terlambat! Menyesal? Dua kata untuk pengalaman terlambat sampai di bandara dan tertinggal pesawat sehingga sekian rentetan acara menjadi kacau. Menyesal adalah perasaan yang muncul waktu itu.

Yesus juga mengingatkan kita agar jangan terlambat dan akhirnya menyesal. Persoalannya pasti bukan terlambat ke bandara atau stasiun, melainkan terlambat memasuki Kerajaan Allah. Yesus mengangkat soal terlambat memasuki Kerajaan Allah tidak lain untuk mendobrak pola pikir saat itu mengenai keselamatan. Yesus mengingatkan bahwa pertama-tama orang harus mau berjuang. Keselamatan itu seumpama memasuki pintu yang sempit. Karena sempit, orang dituntut untuk berjuang, untuk mengaktualkan hidupnya dalam menanggapi kehendak Allah.

Yesus melihat orang-orang zaman itu 'gampangke' (melihat semuanya seakan-akan mudah), termasuk memasuki Kerajaan Allah. Mereka mengira bisa masuk Kerajaan Allah cukup dengan melakukan hal-hal ini: berdoa ada hari Sabat, menaati Taurat dan dirinya disunat sebagai pemenuhan hukum.

Bagi Yesus pola pikir atau idealisme rohani yang hanya sebatas menjalankan peraturan keagamaan tidaklah cukup. Untuk bisa memasuki Kerajaan Allah, orang harus hidup melebihi peraturan dan dengan demikian menuju keutamaan. Keutamaan yang dimaksud tidak lain mengembangkan hidup (berjuang) berdasarkan iman. Artinya kehidupan yang kita tapaki ini mesti kita hidupi dengan iman yang kita yakini, sehingga imanlah yang membentuk karakter dan pola pikir kita. Sebab, memasuki kerajaan Allah bukan soal peraturan apa yang sudah kita taati melainkan bagaimana kehidupan yang ada aturannya itu mewujud dalam diri kita. Dengan terwujudnya kehidupan semacam itu, keberadaan kita di tengah-tengah zaman memiliki bobot karena kehidupan kita dibentuk oleh apa yang kita imani. Kalau ini terjadi, hidup kita akan menampakkan mutu yang sebenarnya. Kalau hidup bermutu pasti pintu Kerajaan Allah tetap terbuka untuk kita.

Apa yang terungkap dalam Injil (Luk 13:22-30) juga perlu kita letakkan dalam kehidupan beriman kita. Kerap kali kita merasa bangga kalau sudah ke gereja, merasa tidak berdosa dan tidak melanggar sepuluh perintah Allah. Tentu itu semuanya adalah baik adanya. Namun untuk memasuki kerajaan Allah belum cukup; kita belum berusaha agar bagaimana iman yang kita hidupi dengan doa dan ibadat membawa perubahan baik pada diri sendiri maupun pada kehidupan sosial kita, serta bagaimana dengan doa sebagai orang-orang beriman menjadi kita menjadi agen perubahan sosial. Berusaha adalah menjadikan diri kita mempunyai peran dan arti dalam peziarahan di dunia ini. Pasti kalau ini terjadi kita tidak akan menemukan pintu tertutup untuk hati kita.

Berusahalah sekarang juga agar tidak tertinggal kereta. Semoga. Amin.
(aldi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar