Pengalaman adalah guru yang baik. Seseorang bisa memaknai atau yakin akan hidup yang dialaminya bukan ketika ia tahu banyak tentang sesuatu, tapi karena sekaligus mengalaminya. Pertanyaan Yesus kepada Petrus, "Menurut kamu siapakah Aku ini?", menanti jawaban yang melampaui pengetahuannya. Maka pengakuan Yesus sebagai Mesias dari mulut Petrus merupakan pengetahuan dan buah pengalaman hidup bersama-Nya.
Secara langsung dan konkret, sebagai Mesias, Yesus terlibat dalam hidup keagamaan, budaya, politik, sosial dan ekonomi waktu itu. Semua ajaran dan perilaku-Nya adalah bagian dari perjuangan melawan mentalitas yang legalistis, menentang pemalsuan hukum demi kepentingan kelompok tertentu yang menindas rakyat kecil dan melarat. Masalah ketidakadilan, martabat manusia, kebebasan dan persaudaraan adalah pusat perhatian Yesus untuk mewartakan Kerajaan Allah. Dia sungguh mengalami hal-hal yang dialami rakyat jelata dan membawa banyak perubahan mendasar di dalamnya. Suatu perubahan, yang membangun motivasi rakyat untuk berani menaruh harapan dan berjuang dalam hidup, sekaligus menentang praktik dan kebijaksanaan politis kelompok elite Yahudi saat itu.
Yesus prihatin terhadap rakyat Palestina karena penjajahan lokal oleh kelompok elite dalam masyarakat. Khususnya, pemberlakuan hukum yang sangat memberatkan rakyat. Agama Yahudi juga dikontrol dan dimanfaatkan demi keuntungan para penguasa. Yesus menghindari konfrontasi terbuka dengan Romawi sebab pihak Roma akan salah menafsirkan gagasan dan rencana keselamatan dari Bapa-Nya. Namun terang-terangan Dia melawan sistem yang tidak adil, menyerang tatanan yang menindas rakyat Palestina. Perlawanan Yesus Sang Mesias Dia tunjukkan dalam tuntutan untuk melaksanakan kasih yang tulus, persamaan dan persaudaraan, kebebasan untuk semua orang dari segala macam penindasan. Dia menegaskan hak setiap orang atas makanan, kesehatan, martabat, bermasyarakat serta kebahagiaan hidup. Semua itu adalah karunia Allah untuk semua orang dan hadiah dari seseorang kepada sesamanya. Dalam masyarakat baru versi Yesus, semua itu dijamin bagi setiap orang. Pembaharuan Yesus inilah yang membuat geger bagi para penguasa dan tidak jarang malah membuat kagum rakyat kecil.
Karena sikapnya itu Yesus disebut Mesias (pembebas) oleh Petrus. Bukan karena ia tahu semata tapi karena ia hidup bersama-Nya. Pengalaman mesianis adalah pengalaman iman yang dibuat Yesus agar dilanjutkan mereka yang mengakui-Nya sebagai Mesias. Maka ciri keimanan yang sejati adalah kehadiran Gereja sebagai komunitas penebus, komunitas pengharapan dan komunitas pembebasan bagi semua. Kalau hal ini terjadi, Gereja hadir sebagai komunitas Mesianis dari Allah sendiri.Selamat membangun komunitas mesianis dalam hidup Saudara! (aldi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar