Dalam Kitab Bilangan, Musa disebut hamba: Bukan demikian hamba-Ku Musa. Seorang yang setia dalam segenap rumah-Ku. Sebutan hamba ini diulang kembali pada pada saat kematiannya: Lalu matilah Musa, hamba Tuhan itu sesuai dengan firman Tuhan (Ul 34:5).
Sebutan ini adalah gelar kehormatan yang diberikan kepadanya pada akhir hidupnya. Memang seluruh hidup Musa adalah pelayanan. Ia memberikan perbagai macam pelayanan: menyediakan roti dan air, memikul tanggung jawab umum dalam doa dan pengantaraan, dalam penghiburan dan sabda. Dalam permenungan kita mengenai kepemimpinan, akan kita lihat bagaimana Musa melaksanakan pelayanan tersebut. Kita akan merenungkan dalam pelayanan Musa dalam proses penyeberangan Laut Merah.
Baru saja nyanyian kemenangan dilambungkan dan antusiasme penyeberangan Laut Merah belum surut, ketika bangsa Israel mulai bersungut-sungut karena mereka kekurangan air, Musa dipaksa untuk memikirkan hal itu. Ia tidak bermimpi untuk menjadi orang yang harus menyediakan air. Tetapi nyatanya, ia tidak bisa menghindar untuk memikirkan hal tersebut. Segera sesudah itu diceritakan pula bahwa mereka kekurangan roti, sehingga Musa pun terpaksa harus memikirkan hal itu. Sesudah itu mereka kekurangan daging dan kekurangan air lagi. Ketika Allah bersabda dan mengutusnya, ”Pergi dan bebaskanlah bangsa-Ku!”, Musa tidak pernah berpikir bahwa ia harus mengerjakan tugas-tugas yang sepele seperti itu. Ternyata segala-galanya harus ia pikirkan.
Pada waktu itu Yitro, mertuanya, seorang yang bijaksana berkata kepadanya, ”Apakah ini yang kau lakukan kepada bangsa itu? Mengapa engkau seorang diri saja yang duduk, sedangkan seluruh bangsa itu berdiri di depanmu dari pagi hingga petang?” Kata Musa kepada mertuanya itu, ”Sebab bangsa itu datang kepadaku untuk menanyakan petunjuk Allah. Apabila ada perkara di antara mereka, maka mereka datang kepadaku dan aku mengadili antara yang seorang dan yang lain; lagipula aku memberitahukan kepada mereka ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan Allah”. Tetapi mertuanya menjawab, ”Tidak baik seperti yang engkau lakukan itu. Engkau akan menjadi sangat lelah, baik engkau, baik bangsa yang beserta engkau ini. Sebab pekerjaan itu terlalu berat bagimu, takkan sanggup engkau melakukannya seorang diri. Jadi sekarang dengarkanlah perkataanku, aku akan memberi nasihat kepadamu dan Allah akan menyertai engkau.”
Lalu Yitro mengusulkan agar Musa memilih beberapa orang yang cakap dan takut akan Allah, serta mengangkat mereka menjadi pemimpin kelompok-kelompok yang jumlahnya seribu, seratus, lima puluh dan sepuluh. Musa hanya akan menangani masalah-masalah yang besar.
Ini adalah saat yang penting dalam kehidupan Musa karena ia harus belajar melaksanakan kepemimpinannya. Pada mulanya ia mengira dapat mengerjakan segala-galanya, namun ia belajar sesuatu yang lain. Bahwa kepemimpinan yang baik adalah melibatkan banyak orang dan mengajak orang untuk mau terlibat. Tanpa keterlibatan, tidak ada perubahan yang semakin baik. Bagaimana dengan peran kita di lingkungan dan paroki? Mau membantu Musa untuk membawa umat kepada penebusan Kristus??? (aldi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar